Dari atas
pesawat, lautan biru menghampar bening bak permadani biru, sesekali terlihat
kapal membelah lautan menciptakan gurat-gurat memanjang. Gugusan pulau-pulau
kecil menyelip kontas di antara biru lautan dan cakrawala. Awan-awan kecil
Kulumunimbus berkelompok memagari pesawat, sebuah pemandangan langka bagiku
yang baru naik pesawat untuk kedua kalinya. Pramugari mengumumkan pesawatkan
akan segera sampai di Bandara internasional Minangkabau, sabuk pengaman
kukencangkan.
Perlahan,
pesawat mendaratkan kakinya di landasan. Tak banyak hiruk pikuk di bandara yang
terletak di tepi garis pantai Samudra Hindia ini, tak ada pesawat yang
terparkir di landasan selain pesawat yang saya tumpangi, di dalam bandara pun kurang
lebih sama, tak ada nafas kesibukan dengan orang yang berlalu lalang. Mungkin
sedikit berbeda bila saya datang saat musim libur.
Terinya cukup
panas, teriknya boleh dibilang tak ada apa-apanya dengan Terik Jakarta. Hutan
bakau yang tumbuh terjaga, serta tegakan hutan payau di sekitar bandara membuat
udara terasa hangat sejuk. Pada Kamis (31/01/2013) inilah pertamakalinya bagi
saya menjejakan kaki di tanah Minang.
Sebuah
keberuntungan luar biasa bagi saya. Disebut keberuntungan, karena perjalanan
ini sepenuhnya ditanggung perusahaan BUMN tempat saya bekerja paruh waktu,
semua akomodasi ditanggung, plus uang saku perjalanan yang terlalu besar
menurut ukuran saya yang masih berstatus mahasiswa. Ditemani seorang karyawan
BUMN tersebut, tujuan kami menuju Pabrik Semen Padang jauh di Selatan Kota
Padang, tempat banyak bukit-bukit tegak memagari Kota Padang, perbukitan
tersebut merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Bukit Barisan yang membelah
Pulau Sumatra dari Tengah Lampung hingga ke Aceh.
BUMN ini
termasuk unik bagi saya. Namnya PT Dahana (Persero), tak banyak yang tahu BUMN
yang sebenarnya punya potensi sangat besar bagi negara ini, namun bukan urusan
terkenal tidak terkenalnya Dahana yang saya anggap unik, melainkan karena
kegitanya bisnisnya yang unik, loh? BUMN unik karena Dahana adalah perusahaan
yang mempoduksi sekaligus menjual BOM, bukan bom biasa, namun bom yang punya
daya ledak sangat tinggi.
kedatangan saya
ke Padang pun untuk meliput operasi perusahaan ini yang bagi saya cukup mengerikan.
Oleh PT Semen Padang, Dahana mengerjakan proyek meratakan gunung, hasil
material yang membuat gunung gundul gamping inilah yang kemudian menjadi bahan
baku utama semen PT Semen Padang. Singkat cerita, mobil yang kami tumpangi
sampai di lokasi pertambangan, gunung-gunung menjulang yang bopeng di sana-sini
menjadi penanda kehadiran pabrik semen di wilayah kapur ini. Mata mulai
mengantuk mulai menjamah, jam tepat menunukan pukul 01.11 saat saya menulis
catatan ini, saatnya istirahat dan mempersiapkan hari untuk melihat peledakan
esok hari.
Info Penulis https://www.facebook.com/idris.muhammad.33
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !