Welcome To Mas Jawa Blog :
Home » , , , , , , , , , , , , , » Iklan Produk Teh Indonesia Membodohi Masyarakat

Iklan Produk Teh Indonesia Membodohi Masyarakat

Written By muhammad idris on Rabu, 25 Desember 2013 | 22.06

Saya mencoba berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang minum teh yang baik dan menyehatkan. Tulisan ini mencoba membantu ketidaktahuan orang awam selama ini dalam memilih teh yang beredar di Indonesia, serta manfaatnya bagi kesehatan. Teh, dalam banyak iklan perusahaan teh, digambarkan sebagai minuman yang berkhasiat tinggi bagi tubuh manusia. Kandungan yang ada dalam teh memang luar biasa menyehatkan, selain mengandung anti oksidan tinggi, teh mempunyai kadar kafein yang jauh lebih aman dibanding kopi.
Kandungan kafein ini menyebabkan saat orang minum teh, otak manusia akan lebih bekerja secara efektif dan berfikir cemerlang. Sangat pas dengan iklan perusahaan teh, yang berkisah seorang istri mengingatkan suaminya tentang pekerjaan rumahnya yang lama terbengkalai. Dengan minum teh bersama, singkat cerita, si istri dengan seduhan segelas teh hangat membuat suaminya ingat kembali apa yang seharusnya dikerjakan.
Namun, tahukan pembaca jika iklan tersebut ternyata membodohi konsumen? Beberapa masyarakat yang negaranya yang sangat terkenal dengan tradisi minum tehnya, akan ogah jika meminum teh buatan iklan tersebut, juga teh-teh lain yang beredar di pasaran Indonesia. Teh di Indonesia bisa dibilang teh sampah, yang sebaliknya, bukan memberi manfaat kesehatan justru membawa penyakit kronis dalam jangka panjang, seperti kanker, ginjal, dan hati.

Penyebabnya, tak lain adalah selain teh yang jelas tak layak konsumsi, juga penambahan bahan pewarna pada teh tersebut, tak perlu saya sebutkan merk teh yang diiklan tersebut. Teh berkualitas merupakan teh yang diambil dari pucuk daun muda yang dipetik dari kebun teh. Dalam pengolahanya, teh tersebut disortir dalam banyak kualitas. Di perkebunan teh Indonesia, umumnya kualitas tersebut di bagi dalam 12 tingkat kualitas.
Oleh perusahaan perkebunan teh, teh kualitas 1 hingga 5 adalah teh yang dialokasikan untuk tujuan ekspor. Teh yang diekspor Indonesia inilah yang dipakai orang Jepang dalam meracik teh hijau dalam tradisi minum teh. Orang Jepang menjadi salah satu masyarakat dengan konsumsi teh terbesar di dunia setelah India, meski Jepang tak memiliki banyak kebun teh seperti di Indonesia.
Teh tersebut cenderung berasa pahit di lidah, dengan aroma bau yang kental. Teh tingkat kualitas 6 hingga 10 diproduksi untuk dibuat teh celup, baik untuk diekspor maupun di pasarkan di Indonesia. Teh kualitas 5 hingga 10 inilah yang biasanya dipakai di hotel-hotel atau pun restoran di Indonesia. Dari sisi kualitas, meski rasa dan aroma jauh berbeda dengan teh kualitas pertama, teh jenis ini masih bisa dikatakan menyehatkan. Kedua teh tersebut, harganya cukup tinggi karena memang berasal dari daun teh yang memang berkualitas.
Nah, lantas apa jenis teh yang dipakai perusahaan teh tersebut, yang umunya dijual dan sangat diminati masayarakat Indonesia? Teh-teh tersebut dapat kita temui dengan mudah di supermarket, toko, hingga disuguhkan di warung-warung makan. Teh-teh ini juga biasanya dipakai masyarakat sebagai bingkisan saat lebaran. Sekali lagi, Teh-teh yang banyak diminum orang Indonesia tak lain adalah teh sampah. Teh dengan kualitas nomor paling buncit, yaitu teh kualitas 10 hingga 12 yang warna dan rasanya “tak lagi” berasa teh. Bagi anda yang kerap bepergian ke luar negeri, atau petani teh, tentu bisa merasakan perbedaan antara teh sampah tersebut dengan teh yang benar-benar teh. 

Dampaknya, karena teh yang dipakai merupakah teh yang seharusnya dibuang karena tak layak pakai, yang hanya mengadung sediikit aroma teh dan warna asli teh, perusahaan menambahkan pewarna buatan kecoklatan pada teh produksinya. Pewarna yang dipakai pun jelas merupakan pewarna kimia, yang tentu membahayakan kesehatan hati dan organ lainya. Ini yang menyebabkan, satu teh celup, bisa membuat warna sangat pekat pada satu air yang jumlahnya satu galon.
Secara logika pun anda bisa menebak. Bagaimana mungkin perusahaan teh di Indonesia bisa menjual teh dengan harga sekotak dengan isi 30 teh celup dengan harga hanya Rp 4000? Teh yang cocok dikonsumsi adalah teh yang berasala murni dari pucuk daun, yang oleh pemetiknya sendiri dipetik dengan susah payah. Yang satu harinya hanya bisa memetik tak kurang dari 5 kilo. Belum lagi ditambah ongkos produksi, ongkos pengemasan, transportasi, dan pajaknya. Dan tentu perusahaan teh selalu mengenalkan produk tehnya lewat televisi yang tentu tarifnya sangat mahal.  Secara logika, harga teh sampah tersebut tak masuk akal dengan harga yang dijual di pasaran yang dijual sangat murah.
Maka perusahaan teh murah tersebut, umunya tak mencantumkan komposisi teh buatanya dalam kemasanya. Ini karena masyarakat awam menganggap teh celup adalah dari bahan alami teh murni, bukan lah teh buatan seperti teh pada teh kotak yang juga dijual murah di jalanan.  Inilah yang sampai saat ini membodohi masyarakat Indonesia. Teh yang kita minum, bukan menyehatkan, sebaliknya justru merusakan tubuh kita jika meminumnya dalam jangka waktu yang lama.
Teh-teh berkualitas umumnya dijual dengan kisaran harga di atas 10 ribu per box-nya. Maka jangan heran bila teh yang diproduksi beberapa perkebunan teh seperti PTPN, yang memang berasal dari teh berkualitas jauh lebih mahal dari teh di iklan-iklan televisi. Teh berkualitas juga banyak beredar di kalangan perusahaan MLM dan distributornya, ini pula yang menyebabkan teh dari MLM cenderung mahal. (IDR)
Share this article :

1 komentar:

Komentar Terbaru

 
Support : Mas Jawa Official Web | Muhammad Idris | Bejos dan Rekan
Proudly powered by PT MAS JAWA CORP
Copyright © 2014. Mas Jawa - Hak Cipta Mas Jawa Dilindungi Undang-Undang
Template Design by Mas Jawa Official Web Published by Bejos